BEST PRACTICES – MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Lokasi :SMA Negeri 1 Bukateja
Lingkup Pendidikan :SMA
Tujuan yang ingin dicapai :Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Penulis :Retno Nurfaizah, S.Pd
PENDAHULUAN
Masalah yang ditemukan pada diri peserta didik SMA Negeri 1 Bukateja terkait pelajaran sejarah membutuhkan pendekatan inovatif untuk meningkatkan minat belajar siswa. Minat belajar siswa masih kurang terutama dalam mata pelajaran sejarah. Pada aspek pedagogik ditemukan bahwa guru masih terlalu nyaman dengan metode pembelajaran yang terkesan monoton dan fokus pada penyelesaian materi pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran Sejarah terdapat sebagian besar siswa kurangnya minat belajar. Hal ini dibuktikan dengan beberapa indikator diantaranya kurang senang mengikuti pembelajaran, kurangnya ketertarikan siswa dengan materi pembelajaran, kurangnya keaktifan siswa saat mengikuti pembelajaran, siswa tidak fokus saat guru menyampaikan materi pembelajaran, mengantuk saat pembelajaran, dan lebih memilih mengobrol dengan teman saat guru menyampaikan materi. Minat belajar pada siswa sangat penting untuk membangkitkan semangat belajar pada siswa. Sehingga guru harus memberikan materi dengan cara-cara yang menarik dan tidak monoton seperti dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning (PBL). Penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) dapat meningkatkan minat belajar siswa baik secara individu maupun kelompok dimana setiap siswa dalam kelompok mampu berdiskusi secara bebas dengan anggotanya terkait pembelajaran yang sedang dibahas/ berlangsung. Peran dan tanggung jawab guru dalam praktik ini melakukan penilaian kepada siswa melalui penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Tantangan yang peniliti hadapi saat pelaksanaan praktik pembelajaran adalah:
- Siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
- Memerlukan kreativitas yang tinggi dari pihak guru maupun siswa.
- Dalam proses pembelajaran sehari-hari sebagian besar siswa masih pasif.
- Siswa kemungkinan belum siap dalam menerima model pembelajaran baru dikarenakan mereka masih terbiasa dengan model pembelajaran konvensional dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru.
PEMBAHASAN
Langkah – langkah Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan adalah sebagai berikut:
- Berkaitan dengan model pembelajaran:
Dalam meningkatkan kemampuan siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
- Berkaitan dengan media ajar.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ketepatan penggunaan media pembelajaran dapat memepengaruhi kualitas proses serta hasil yang dicapai. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting. Sebab media dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Bahkan kalau dikaji lebih jauh, media tidak hanaya sebagai penyalur pesan yang harus dikendalikan sepenuhnya oleh sumber berupa orang, tetapi dapat juga menggantikan sebagian tugas guru dalam penyajian materi pelajaran. Dengan optimalisasi penggunaan media, pembelajaran dapat berlangsung dan mencapai hasil optimal. Guru dan siswa sama-sama bisa belajar dan menguasai materi dengan bantuan media yang telah ditentukan sesuai isi dan tujuan materi pembelajaran. Media ajar yang digunakan pada Pembelajaran ini adalah media inovatif yang berbasis TPACK.
- Berkaitan dengan penilaian.
Untuk memotivasi siswa dalam belajar penilaian secara keseluruhan yang meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan. Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
- Berkaitan dengan kondisi ruangan
Ruangan diatur dengan baik seperti mengkondisikan kebersihan kelas, kerapihan dan keindahan kelas sehingga dengan kelas yang nyaman dapat menumbuhkan motivasi belajar yang baik.
- Berkaitan Sarpras
Memilih ruangan kelas yang terdapat LCD dengan kualitas gambar yang baik, ruang kelas yang terang pencahayaan. Guru membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk mempersiapkan alat – alat dan media pembelajaran yang dibutuhkan seperti beberapa kelengkap dengan koneksi internet stabil, HP, laptop, LCD proyektor, roll kabel, dan file PPT.
Dampak yang timbul setelah dilaksanakan PPL dengan menggunakan Metode PBL dengan menggunakan pendekatan TPACK dan menggunakan media PPT
- Siswa bersemangat menyaksikan media yang digunakan.
- Siswa aktif dalam pembelajaran karena guru tidak lagi berceramah sepanjang proses pembelajaran.
- Siswa bersemangat menengerjakan LKPD
Faktor – faktor keberhasilan praktik pembelajaran ini sangat ditentukan oleh:
- Kematangan dalam mempersiapkan materi dan bahan ajar.
- Penguasaan peneliti terhadap materi pembelajaran, media pembelajaran dan model pembelajaran.
- Penguasaan terhadap rencana pembelajaran yang telah dibuat.
- Rasa antusias siswa terhadap proses pembelajaran.
- Bantuan dan dukungan dari rekan sejawat dalam mempersiapkan segala hal.
- Dukungan dari waka sarpras yang menyediakan fasilitas.
- Sarana dan prasarana serta kondisi lingkungan sekolah yang kondusif.
KESIMPULAN
Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) mampu meningkatkan minat belajar siswa. Dapat dilihat dari peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran, meningkatnya kerjasama, dan kreativitas.
DFTAR PUSTAKA
Firdaus, C. B. (2019). Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Minat Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika Di Mts Ulul Albab. Journal On Education, 191
Lestari, I. (2015). Pengaruh Waktu Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 115-125.
Reski, Niko. (2021: 2). “Tingkat Minat Belajar Siswa Kelas IX SMP 11 Kota Sungai Penuh.” Vol. 1, No. 11, April 2021. Jurnal Bimbingan Konseling.